Periksa Nama Ilmiah dan Klasifikasi
Nama ilmiah dan klasifikasi
tumbuhan selalu berubah sehingga harus hati-hati dalam menggunakannya. Sebelum
menuliskan nama ilmiah dan klasifikasi tumbuhan, silahkan terlebih dahulu
periksa di :GBIF Data Portal (seluruh jenis
mahluk hidup), ITIS (seluruh jenis mahluk
hidup, khususnya di Amerika), IBIS, IOPI Provisional
Global Plant Checklist (tumbuhan berbunga), The Plant List (tumbuhan), Tropicos (tumbuhan berbunga,
algae, dan jamur), World Checklist
of Selected Plant Families (tumbuhan bangsa tertentu), The Gymnosperm Database (tumbuhan biji
terbuka), Annonaceae
Database (Annonaceae), Brassicaceae
Checklist (Brassicaceae), ILDIS
(Fabaceae), Lecythidaceae
Pages (Lecythidaceae), MelNet
(Melastomataceae), Solanaceae
Source (Solanaceae), Umbellifer
Resource Centre (Umbelliferae), dan Early Land Plants Today
(tumbuhan darat primitif). Silahkan ketik atau tempel nama ilmiah yang
diperiksa pada kotak yang disediakan.
Daftar Istilah Morfologi Tumbuhan
Klik huruf awal istilah di bawah ini untuk mencari definisi:
A, B, C, D-E, F-H, I-L, M-O, P, Q-R, S, T-U, V-Z, dari New South Wales Flora Online
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J-K, L, M, N, O, P-Q, R, S, T, U, V, W-Z, dari Flora Australia
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Z, dari Angiosperm Phylogeny Website
A, B, C, D-E, F-H, I-L, M-O, P, Q-R, S, T-U, V-Z, dari New South Wales Flora Online
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J-K, L, M, N, O, P-Q, R, S, T, U, V, W-Z, dari Flora Australia
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Z, dari Angiosperm Phylogeny Website
istilah tumbuhan palma dari PALMweb
Nama ilmiah jenis (spesies) berlaku untuk jenis alami (liar) maupun jenis budidaya. Namun untuk nama hibrida, dibedakan antara hibrida alami (liar) dan hibrida buatan. Untuk tumbuhan hasil hibrida buatan, berlaku aturan tatanama tanaman budidaya (International Code of Nomenclature for Cultivated Plants, ICNP). Varietas budidaya tidak disebut varietas, melainkan kultivar (cultivates variety). Berikut adalah contoh tatanama yang digunakan untuk tanaman budidaya:
- Clematis alpina 'Ruby': kultivar dengan nama Ruby dalam satu jenis (spesies) Clematis alpina.
- Magnolia 'Elizabeth': kultivar dengan nama Elizabeth sebagai hasil hybrida anatar dua atau lebih jenis (spesies) Magnolia.
- Rhododendron boothii Kelompok Mishmiense (Mishmiense Group), kelompok jenis (spesies) yang terdiri pula atas spesies lain sebagai anggota kelompok, nama kelompok diawali dengan huruf kapital, demikian juga dengan tulisan kelompok.
- Paphiopedilum grex Sorel (Sorel grex): grex digunakan mirip dengan kelompok, tetapi khusus untuk angrek, nama grex diawali dengan huruf kapital, tetapi tulisan grex tidak.
- Apple 'Jonathan': nama umum untuk apel dengan nama kultivar Jonathan.
- +Crataegomespilus: nama sambung-chimaera antara Crataegus dan Mespilus
Perhatikan bahwa peraturan perundang-undangan di
Indonesia tidak membedakan antara varietas alami dan varietas budidaya,
semuanya disebut varietas. Demikian juga dalam vitikultura, digunakan istilah
varietas dan bukan kultivar.
Nama ilmiah tumbuhan yang digunakan di Internet maupun dalam berbagai buku teks belum tentu merupakan nama ilmiah yang diterima. Untuk memeriksa apakah suatu nama ilmiah merupakan nama yang diterima, diperlukan pemeriksaan dengan menggunakan layanan pemeriksaan nama ilmiah berbagai golongan mahluk hidup seperti Global Biodiversity Iinformation Facility Data Portal (GBIF Data Portal) atau Integrated Taxonomy Information System (ITIS). Selain itu, Anda juga dapat menggunakan jasa pemeriksaan nama ilmiah khusus untuk tumbuhan seperti The Plant List, Integrated Botanical Information System (IBIS), IOPI Provisional Global Plant Checklist (seluruh tumbuhan berbunga), Tropicos (seluruh tumbuhan berbunga, algae, dan jamur), World Checklist of Selected Plant Families (tumbuhan bangsa tertentu), The Gymnosperm Database (tumbuhan biji terbuka), Annonaceae Database (Annonaceae), Brassicaceae Checklist (Brassicaceae), ILDIS (Fabaceae), Lecythidaceae Pages (Lecythidaceae), MelNet (Melastomataceae), Solanaceae Source (Solanaceae), Umbellifer Resource Centre (Umbelliferae), dan Early Land Plants Today (tumbuhan darat primitif). Bantulah mengurangi penggunaan nama ilmiah secara sembarangan dengan memeriksa nama ilmiah pada layanan tersebut di atas.
Klasifikasi jenis tumbuhan ke dalam suatu satuan
taksonomi tertentu dapat berbeda-beda, bergantung kepada sistem taksonomi yang
digunakan. Dewasa ini terdapat banyak sistem taksonomi tumbuhan, dan di antara sistem
taksonomi tersebut, yang mulai semakin banyak digunakan adalah sistem Angiosperm Phyllogeny Groups (APG), yang
berkembang dari APG I (1998), APG II (2003), dan kini APG III (2009). Klasifikasi sistem APG berifat filogenetik dan monofiletik, tetap mempertahankan ordodan famili dari sistem
Linnaeus, tetapi mendefinisikan kembali ordo dan famili dengan pendekatan yang
lebih luas sehingga jumlahnya dibatasi. Dalam sistem APG, baik ordo maupun
famili tidak ditempatkan sebagai peringkat yang setara, melainkan dalam
pemeringkatan yang disebut klad (clades) untuk menunjukkan
asal-usul filogenetik ordo dan famili yang bersangkutan. Dalam sistem
klasifikasi ini, peringkat taksonomi dengan peringkat yang sama tidak harus
selalu diposisikan sejajar, melainkan diposisikan dengan mempertimbangkan
hubungan genetik dan evolusinya, menghasilkan 'pohon kehidupan' yang disebut
pohon filogenetik. Perhatikan misalnya pohon filogenetik berikut ini:
Perhatikan kelompok mahluk hidup binatang (animals),
tumbuhan (plants), dan jamur (fungi) pada pohon filogenetik di atas. Pohon
filogenetik di atas menunjukkan bahwa nenek moyang bersama antara jamur dan
binatang ternyata hidup lebih kemudian daripada nenek moyang bersama antara
jamur dengan tumbuhan. Dengan kata lain, jamur berkerabat lebih dekat dengan
binatang daripada dengan tumbuhan. Kini sedang disusun aturan tatanama
filogenetik, the International Code of Phylogenetic
Nomenclature, atau disingkat PhyloCode, dimaksudkan untuk mengatur
penamaan clades. Dalam aturan tatanama filogenetik ini,
peringkat taksonomi Linnaeus tetap
dipertahankan, tetapi bersifat opsional.
Untuk
melakukan pengenalan tumbuhan pada umumnya dan tanaman pada khususnya, bagian
yang paling penting adalah bunga. Bunga terdiri atas bunga tunggal flower
(floret untuk tumbuhan golongan rumput) dan bunga majemuk atau
perbungaan (inflorescence).
Bunga Tunggal
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga seperti ini juga disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah: (1) kelopak bunga (calyx), terdiri atas daun kelopak (sepal), (2) mahkota bunga (corolla) yang biasanya tipis dan berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan, terdiri atas daun mahkota (petal), (3) alat kelamin jantan (androecium, dari bahasa Yunani andros oikia: 'rumah pria') berupa benang sari, dan (4) alat kelamin betina (gynoecium, dari bahasa Yunani gynaikos oikia: 'rumah perempuan') berupa putik. Organ reproduksi betina adalah daun buah (carpellum) yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik (stigma) untuk menerima serbuk sari (pollen). Tangkai putik (stylus) berperan sebagai jalan bagi serbuk sari menuju bakal buah. Bagian-bagian bunga sempurna dapat dilihat pada gambar berikut:
Bunga Tunggal
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga seperti ini juga disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah: (1) kelopak bunga (calyx), terdiri atas daun kelopak (sepal), (2) mahkota bunga (corolla) yang biasanya tipis dan berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan, terdiri atas daun mahkota (petal), (3) alat kelamin jantan (androecium, dari bahasa Yunani andros oikia: 'rumah pria') berupa benang sari, dan (4) alat kelamin betina (gynoecium, dari bahasa Yunani gynaikos oikia: 'rumah perempuan') berupa putik. Organ reproduksi betina adalah daun buah (carpellum) yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik (stigma) untuk menerima serbuk sari (pollen). Tangkai putik (stylus) berperan sebagai jalan bagi serbuk sari menuju bakal buah. Bagian-bagian bunga sempurna dapat dilihat pada gambar berikut:
Bagian-bagian
bunga sempurna tumbuhan dikotil. 1. Bunga sempurna, 2. Kepala putik
(stigma), 3. Tangkai putik (stilus), 4. Tangkai sari (filament,
bagian dari benang sari), 5. Sumbu bunga (axis), 6. artikulasi, 7. Tangkai
bunga (pedicel), 8.Kelenjar nektar, 9. Benang sari (stamen), 10. Bakal buah
(ovum), 11. Bakal biji
(ovulum), 12. Saluran penghubung (connective), 13. Serbuk sari (pollen), 14. Kepala sari (anther),
15. Perhiasan bunga (periantheum), 16. Mahkota bunga (corolla), 17.
Kelopak bunga (calyx).
Struktur dan bagian-bagian bunga Anggrek
Strukter dan bagian bunga Rumput
Bunga
Majemuk atau Perbungaan
Rangkaian bunga merupakan semua bunga yang terdapat pada satu tangkai utama bunga (peduncle), memiliki bagian-bagian yang bersifat seperti batang, seperti daun, serta bagian-bagian yang khas bunga, seperti mahkota bunga, putik, dan benangsari. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang, misalnya: (1) tangkai perbungaan (peduncle, pedunculus), yakni tangkai utama yang mendukung keseluruhan bunga majemuk; bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga tunggal melekat, disebut sumbu perbungaan (rachis), (2) tangkai bunga (pedicel, pedicellus), yakni tangkai tiap kuntum bunga individual, dan (3) dasar bunga (receptacle, receptaculum), yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain dari bunga. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun adalah, misalnya: (1) daun tangkai perbungaan (bract, bractea), yakni daun yang terdapat pada pangkal sumbu perbungaan, (2) daun tangkai bunga (bracteole, bracteola), yakni daun (1–2 helai) yang terdapat pada pada pangkal tangkai bunga tunggal, (3) daun kelopak (sepal), bagian bunga tunggal yang menyerupai daun, (4) daun seludang (spatha), yakni daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae), (5) daun pembalut (involucre, involucrum), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran mengitari dasar bunga majemuk, misalnya pada Asteraceae, dan (6) daun kelopak tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran di bawah kelopak bunga, misalnya pada marga Hibiscus. Daun tangkai perbungaan (bractea ) maupun daun tangkai bunga bracteola) bisa mempunyai bentuk yang bervariasi, mulai dari bentuk biasa sebagaimana daun normal, menyusut atau mengecil (rudimenter), atau menghilang. Perbungaan dengan daun-daun tangkai yang mengecil dan berbentuk khas disebut bracteate dan yang tanpa daun-daun pelindung disebut ebracteate. Perbungaan yang daun-daun tangkainya serupa atau hampir serupa dengan daun normal disebut frondose.
Berdasarkan pertumbuhan bunga pada bagian ujung bunga majemuk, dikenal adanya pertumbuhan monopodial dan simpodial. Berdasarkan pertumbuhan bunga pada bagian ujung ini, bunga majemuk dibedakan menjadi: (1) bunga majemuk tidak terbatas (indeterminate): pertumbuhan monopodial, yakni pucuk ibu tangkai bunga tumbuh terus, dan bunga-bunga mekar dari bawah ke atas, dan (2) bunga majemuk terbatas (determinate): pertumbuhan simpodial, yakni bunga yang paling ujung mekar dahulu dan layu, kemudian di bawahnya, lewat samping, muncul tangkai bunga yang lebih muda dan mekar, dan seterusnya. Bunga majemuk terbatas yang bunga tunggalnya mekar mulai dari bunga yang paling ujung (terminal) dan kemudian diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain dari bawah ke atas disebut akropetal, kemudian diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain mulai dari atas ke bawah disebut basipetal, dan apabila kemudian diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain mulai dari tengah-tengah ibu tangkai daun, disebut divergen. Bunga majemuk tak terbatas tidak memiliki bunga terminal yang sejati. Ujung ibu tangkai bunga biasanya berupa pucuk yang mengerdil (rudimenter). Kedudukan bunga terminal, dengan demikian, diisi oleh bunga subterminal (bunga di bawah pucuk).
Berdasarkan pola percabangannya, bunga majemuk dibedakan menjadi bunga majemuk sederhana dan bunga majemuk berganda (synflorescences). Bunga majemuk sederhana selanjutnya dibedakan menjadi bunga majemuk sederhana tidak terbatas (indeterminate) yang disebut racemose dan bunga majemuk sederhana terbatas (determinate) yang disebut cymose. Bunga-bunga majemuk berganda bentuknya dapat ditelusuri menurut bentuk-bentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga majemuk sederhana tersusun dari kuntum-kuntum bunga individual yang terangkai menurut pola tertentu, bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian bunga-bunga majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tak terbatas (racemose).
Perbungaan sederhana tidak terbatas disebut racemose karena bentuk-bentuk lainnya dapat diturunkan dari bentuk dasar yang berupa tandan (raceme, dari bahasa Latin: racemus, tandan anggur). Bentuk-bentuk lain dapat diturunkan dengan menyusutkan, menggembungkan, melebarkan, atau memipihkan ibu tangkai atau tangkai-tangkai bunganya. Perbungaan sederhana tidak terbatas dibedakan menjadi: (1) Tandan (raceme, racemus, botrys), yakni dengan bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang, (2) Bulir (spike, spica), tandan dengan bunga-buga individual tak bertangkai (duduk), (3) Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sedemikian sehingga permukaan atas bunga majemuknya mendatar atau agak menggembung, (4) Bunga payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama, (5) Tongkol (spadix), bulir dengan ibu tangkai yang menggembung; bunga-bunga duduk berjejalan, biasanya terlindungi atau dilengkapi dengan seludang, (6) Bongkol (capitulum), tandan atau tongkol yang mengerut, bunga-bunga terangkai serupa bola, dngan bentuk variasi yang disebut bunga piringan (anthodium) pada Compositae, yaitu bunga-bunga tabung di bagian tengah dan bunga-bunga pita di tepinya, dan (7) Untai (catkin, ament, amentum), bulir menggantung yang berisi bunga-bunga berkelamin tunggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila Anda para pembaca ada yang mengenal nama bahasa daerah tanaman yang dimuat dalam blog ini, kami akan sangat berterima kasih bila Anda berkenan menyampaikan kepada kami.