Ceremai (Phyllanthus
acidus) diperkirakan memiliki asal-usul dari Madagaskar. Kini ceremai telah
menyebar ke berbagai wilayah tropis seperti di Asia Tenggara (Vietnam selatan,
Laos, Indonesia dan Malaya bagian utara), kepulauan-kepulauan Mauritius,
RĂ©union dan Rodrigues di Samudra Hindia, serta di Guam, Hawaii dan beberapa
kepulauan lain di Samudra Pasifik. Pada tahun 1793, tanaman ini dibawa ke
Jamaika dari Timor;
dan semenjak itu menyebar luas ke seluruh kepulauan Karibia, diikuti kemudian
dengan masuknya ke Amerika Tengah...
dan Selatan. Ceremai juga dikenal dengan nama cerme, cereme, ceremoi (Aceh), chermai (Mal.), karmay (Ilokano, Fil.), mayom (Thai.), cermelek (Kupang), dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dinamai Otaheite gooseberry, Malay gooseberry dan beberapa sebutan yang lain.
Ceremai merupakan perdu atau pohon kecil dengan ketinggian sampai 9 m, bercabang rendah dan renggang. Sepintas, pohon ceremai bukan tidak mirip dengan pohon belimbing wuluh.
Daun tunggal, bundar telur dengan ujung runcing, panjang 2-7 cm, tersusun di rantingnya seperti daun majemuk menyirip. Bunga-bunganya berkelamin tunggal atau ganda, merah, berbilangan 4, tersusun dalam malai hingga 12 cm. Buah batu, bulat dengan 6-8 rusuk, kuning keputihan menyerupai lilin, berdiameter hingga 2,5 cm, bergantungan sendiri atau dalam untaian. Daging buah keputihan, masam dan banyak berair, di tengahnya terdapat inti yang keras dengan 4-6 butir biji. Pohon ini dapat tumbuh di daerah tropik dan subtropik, menyukai tempat yang lembap sampai ketinggian sekitar 1.000 m dpl. Cerme dapat dibiakkan melalui biji atau stek. Ceremai berkerabat dekat dengan pohon malaka (Phyllanthus emblica) dan meniran (P. niruri); keduanya adalah tumbuhan yang berkhasiat obat.
Buah cerme sering dimakan segar dengan dicampur gula, garam atau dirujak. Cermai
juga kerap dibuat manisan, direbus (disetup) atau dibuat minuman penyegar. Daun
mudanya digunakan sebagai lalap. Rebusan akar cerme digunakan untuk meringankan
asma dan mengobati penyakit kulit. Bahan penyamak juga dihasilkan dari kulit
akarnya. Pohon cerme kerap ditanam sebagai peneduh atau penghias halaman dan
taman.
dan Selatan. Ceremai juga dikenal dengan nama cerme, cereme, ceremoi (Aceh), chermai (Mal.), karmay (Ilokano, Fil.), mayom (Thai.), cermelek (Kupang), dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dinamai Otaheite gooseberry, Malay gooseberry dan beberapa sebutan yang lain.
Ceremai merupakan perdu atau pohon kecil dengan ketinggian sampai 9 m, bercabang rendah dan renggang. Sepintas, pohon ceremai bukan tidak mirip dengan pohon belimbing wuluh.
Daun tunggal, bundar telur dengan ujung runcing, panjang 2-7 cm, tersusun di rantingnya seperti daun majemuk menyirip. Bunga-bunganya berkelamin tunggal atau ganda, merah, berbilangan 4, tersusun dalam malai hingga 12 cm. Buah batu, bulat dengan 6-8 rusuk, kuning keputihan menyerupai lilin, berdiameter hingga 2,5 cm, bergantungan sendiri atau dalam untaian. Daging buah keputihan, masam dan banyak berair, di tengahnya terdapat inti yang keras dengan 4-6 butir biji. Pohon ini dapat tumbuh di daerah tropik dan subtropik, menyukai tempat yang lembap sampai ketinggian sekitar 1.000 m dpl. Cerme dapat dibiakkan melalui biji atau stek. Ceremai berkerabat dekat dengan pohon malaka (Phyllanthus emblica) dan meniran (P. niruri); keduanya adalah tumbuhan yang berkhasiat obat.
Pohon Ceremai |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila Anda para pembaca ada yang mengenal nama bahasa daerah tanaman yang dimuat dalam blog ini, kami akan sangat berterima kasih bila Anda berkenan menyampaikan kepada kami.