Saya membuat blog ini karena ...

... sulit sekali menemukan informasi mengenai jenis tanaman dari situs pemerintah yang ada di Indonesia. Blog ini tidak perlu ada andaikan saja pemerintah Indonesia bisa mencontoh apa yang dilakukan pemerintah negara tetangga untuk mencatat dan mempromosikan keanekaragaman hayatinya. Para bapak/ibu pejabat yang sering studi banding ke luar negeri, tolong pelajari bagaimana negara tetangga mempedulikan keanekaragaman hayatinya : Atlas of Living Australia | FloraBase - The Western Australia Flora | Plants and Animlas of Northern Territory | Digital Flora of Papua New Guinea | Philippine Biodiversity | Malaysian Flora and Fauna | Biodiversity Portal of Singapore | Dicari, URL situs serupa untuk Indonesia! Ditemukan: fObi, tapi bukan prakarsa pemerintah.

Sabtu, 29 Maret 2014

Maja



Maja tumbuh liar pada kawasan hutan kering di Pakistan, India, Bangla Desh, dan Sri Lanka. Di India dan Sri Lanka maja ditanam di kawasan sekitar candi. Maja selanjutnya menyebar ke Indo Cina dan kawasan Malesia, termasuk Indonesia. Di Indonesia maja tumbuh liar di kawasan hutan kering, terutama di kawasan savana Nusa Tenggara. Maja mempunyai nama ilmiah Aegle marmelos (L.) Correa (periksa nama ilmiah, sinonim, dan klasifikasi di GBIF Data Portal, ITIS, dan The Plant List), sedangkan nama umum lainnya adalah maja batu (Indonesia), bilak, bila, bel (Malaysia), bila (Bali), bael, bell fruit (Inggris).

Pohon luruh daun, ukuran kecil sampai sedang, tinggi 10-15 m. Batang tua tidak berduri, cabang dan ranting berduri, duri tunggal atau berpasangan, panjang 1-2 cm. Daun tunggal, berselang-seling, beranak daun tiga; tangkai daun dengan panjang 2-4 cm, tangkai anak daun samping dengan panjang 3 mm, tangkai anak daun tengah dengan panjang sampai 15 mm; helai anak daun samping membulat sampai membulat memanjang, berukuran sampai 7 cm x 4,2 cm, helai anak daun tengah bundar telur sungsang, berukuran sampai 7,5 cm x 4,8 cm, berkelenjar halus rapat. Perbungaan berupa tandan, menggerombol pada ketiak daun, panjang 4-5 cm; kelopak bergerigi lebar, panjang 1,5 cm; daun mahkota membulat atau membulat telur sungsang, 14 mm x 8 mm, kehijauan sampai putih, benang sari 35-45, putih, panjang tangkai sari 4-7 mm; ovarium 8 mm x 4 mm, tangkai putik sangat pendek. Buah merupakan buah berry membundar agak memanjang, diameter 5-12,5 cm, dengan kulit berkayu dan mengeras, terdiri atas 8-16(-20) segmen, dengan 6-10 biji dalam daging cair kental dan lengket yang dapat dimakan.

Aegle marmelos (L.) Correa, A: sosok pohon, B: tajuk berdaun, C: tajuk luruh daun, D: daun, E: ranting berduri kayu, F: percabangan, G: batang, H: bunga mekar dan kuncup, I: bagian-bagian bunga, J: ranting berbuah, K: buah, dan L: buah dipotong dan biji


Buah matang dapat dikonsumsi segar atau diolah menjadi sirop, serbat, marmalade, atau nectar buah. Lendir yang menyelaputi biji dapat digunakan sebagai lem. Irisan buah tua setelah dikeringkan digunakan sebagai bahan ramuan obat, kulit buah mentah dapat digunakan sebagai bahan membuat pewarna kuning. Daun muda dapat digunakan sebagai lalapan, dicampur dengan daun sirih dan kapur sebagai obat gatal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila Anda para pembaca ada yang mengenal nama bahasa daerah tanaman yang dimuat dalam blog ini, kami akan sangat berterima kasih bila Anda berkenan menyampaikan kepada kami.