Saya membuat blog ini karena ...

... sulit sekali menemukan informasi mengenai jenis tanaman dari situs pemerintah yang ada di Indonesia. Blog ini tidak perlu ada andaikan saja pemerintah Indonesia bisa mencontoh apa yang dilakukan pemerintah negara tetangga untuk mencatat dan mempromosikan keanekaragaman hayatinya. Para bapak/ibu pejabat yang sering studi banding ke luar negeri, tolong pelajari bagaimana negara tetangga mempedulikan keanekaragaman hayatinya : Atlas of Living Australia | FloraBase - The Western Australia Flora | Plants and Animlas of Northern Territory | Digital Flora of Papua New Guinea | Philippine Biodiversity | Malaysian Flora and Fauna | Biodiversity Portal of Singapore | Dicari, URL situs serupa untuk Indonesia! Ditemukan: fObi, tapi bukan prakarsa pemerintah.

Jumat, 28 Maret 2014

Sabit atau Saknati Nono


Buah Sabit

Saknati nono merupakan nama bahasa Meto, Timor Barat, untuk jenis tumbuhan dataran tinggi yang nama ilmiahnya adalah Rubus niveus Poir. (periksa nama ilmiah dan sinonim di GBIF Data Portal dan The Plant List). Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli kawasan Malesia, terdapat di seluruh Indonesia kecuali di Sumatera. Di luar kawasan Malesia terdapat di Afghanistan, Bhutan, India, Kashmir, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Filipina, Sikkim, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam. Di Timor Barat, tumbuhan ini dapat ditemukan tumbuh liar di tepi kawasan hutan Gunung Mutis, biasanya di pinggir aliran sungai kecil, tetapi ada juga penduduk yang menanamnya sebagai tanaman pekarangan. Dikenal dengan nama umum lain, di antaranya kala kucet (Jawa), conco poco (Flores), dan hill raspberry, snowpeak raspberry (Inggris).

Saknati nono merupakan perdu merumpun dan memanjant, tinggi 1-2,5 m. Cabang ungu atau hijau, berambut pendek rapat saat muda, kemudian menjadi halus, berduri jarang. Daun majemuk menyirip, jumlah anak daun 5-7 sampai 9-11, panjang tangkai utama 1,5-4 cm, panjang tangkai anak daun terminal 0,5-1,5 cm, anak daun lateral dapat gugur, tangkai anak daun dan sumbu daun berambut pendek tebal, dengan duri-duri kecil melengkung jarang, daun seludang lurus atau berbentuk lanset, panjang 5-8 mm, berambut halus; anak daun berbentuk eliptik, eliptik-ovate, atau eliptik-rhombic, bentuk anak daun terminal ovate sampai eliptik, sedikit lebih panjang daripada anak daun lateral, 2,5-6(-8) cm x 1-3(-4) cm, permukaan atas berambut pendek rapat, permukaan bawah berambut halus sepanjang tulang daun, bentuk pangkal cuneat-bulat, tepi serrate atau serrate ganda, anak daun terminal kadang-kadang berlekuk tiga, bentuk ujung anak daun kadang-kadang acuminate. Perbungaan di ujung ranting atau di ketiak daun, bunga majemuk cawan, kadang-kadang thyrses pendek, panjang 4-6 cm; tangkai utama dan cabang berambut pendek rapat, seludang berbentuk lanset atau lurus, tidak berambut. Tangkai bunga 5-10 mm, diameter bunga 1 cm. Seludang berambut pendek rapat di bagian luar, bercampur dengan rambut halus; kelopak tegak, triangular-ovate atau triangular-lanset, 5-8 mm x 2-3 mm, ujung tajam atau meruncing pendek; mahkota merah, suborbicular, diameter 3-5 mm, lebih pendek dari kelopak, bagian dasar agak berkait. Benang sari banyak, sama panjang dengan kelopak, tangkai sari membesar di bagian dasar. Putik kira-kira 55-70, hampir sama panjang dengan benang sari; ovarium berambut pendek rapat, kepala putik merah keunguan, bagian dasar berambut pendek rapat. Buah merupakan buah agregat, bulat gepeng, diameter 0,8-1,2 cm, merah bila belum matang, hitam setelah matang.

Buah masak

Daun Sabit

Buah muda

Tanaman Muda

Biasa tumbuh sebagai belukar di lereng, hutan berpohon jarang, tebing aliran, dataran banjir, pada ketinggian 500-2800 m dpl. Dapat ditanam sebagai tanaman pekarangan di dataran tinggi. Buah dapat dimakan segar, dijadikan bahan salad, atau diolah untuk membuat selai.


Kerabat Dekat
Rubus fraxinifolius Poir., dikenal dengan nama lokal beberetean (Sunda), kecalingan (Jawa), dan jalanggara (Maluku), terdapat di seluruh Indonesia, kecuali Sumatera. Perdu tegak, kadang bersandar pada tumbuhan lain, tinggi sampai 3 m. Batang halus, berduri jarang, panjang duri sampai 6 mm. Daun menyirip, panjang sampai 27 cm, terdiri atas 4 (atau 5) pasang anak daun, tangkai 2-6 cm. Stipula memanjang, 5-13 mm x 0,5-1 (-2) mm, datar atau bergerigi jarang. Helai daun lonjong memanjang, 2-9 (-12) cm x 1-4 (-6) cm, dasar membulat atau menyerupai bentuk jantung, ujung berbentuk meruncing dengan ujung memanjang, helai daun menyerupai kertas, tulang daun 7-10 sampai 15-19 pasang, permukaan berbulu jarang terutama dekat tulang daun. Perbungaan menggerombol besar, panjang san lebar sampai 20 cm, dengan cabang sampai 7 cabang, setiap cabang merupakan chyme atau thyrsoid, jumlah total bunga mencapai 60 per rangkai. Seludang berbentuk lanset terbagi 3, panjang sampai 1 cm. Tangkai bungan mencapai panjang 5 cm, halus, kadang berduri kecil. Bunga berdiameter 5-6 mm, bagian luar tidak berduri. Kelopak berbetuk segitiga, 7-13 mm x 3-6 mm, termasuk acumen dengan panjang 2-5 mm, tepi lurus, permukaan luar halus tetapi seperti wol pada bagian tepi yang tertutup. Mahkota berbentuk orbikular sampai eliptik atau obovate, 7-12 mm x 5-9 mm, luruh cepat, berpermukaan halus, putih bersemu hijau. Benang sari berjumlah lebih dari 100, tangkai sari 3 mm, kepala sari 1 mm. Putik mencapai jumlah lebih dari 300, ovarium halus, bagian dasar memanjang dan berambut, bagian atas halus, kepala putik 1,5 mm. Buah gabungan berbentuk lonjong meruncing, 2,5 cm x 1,5 cm, buah tunggal 1,5 mm x 0,8 mm (kering), mesokarp berupa lapis tipis ketika kering.

Rubus rosifolius J.E. Smith, dikenal dengan nama bereretean (Jawa), gunggung (Bali), dan sabit (Kalimantan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila Anda para pembaca ada yang mengenal nama bahasa daerah tanaman yang dimuat dalam blog ini, kami akan sangat berterima kasih bila Anda berkenan menyampaikan kepada kami.