Saya membuat blog ini karena ...

... sulit sekali menemukan informasi mengenai jenis tanaman dari situs pemerintah yang ada di Indonesia. Blog ini tidak perlu ada andaikan saja pemerintah Indonesia bisa mencontoh apa yang dilakukan pemerintah negara tetangga untuk mencatat dan mempromosikan keanekaragaman hayatinya. Para bapak/ibu pejabat yang sering studi banding ke luar negeri, tolong pelajari bagaimana negara tetangga mempedulikan keanekaragaman hayatinya : Atlas of Living Australia | FloraBase - The Western Australia Flora | Plants and Animlas of Northern Territory | Digital Flora of Papua New Guinea | Philippine Biodiversity | Malaysian Flora and Fauna | Biodiversity Portal of Singapore | Dicari, URL situs serupa untuk Indonesia! Ditemukan: fObi, tapi bukan prakarsa pemerintah.

Sabtu, 29 Maret 2014

Jawak atau Jawawut


Jawak

Jawak atau Jawawut merupakan tanaman golongan rumput yang di kalangan ilmiah dinamakan Setaria italica (L.) P. Beauv. 'Foxtail Millet Group' (periksa nama ilmiah, dan sinonim, dan klasifikasi pada GBIF Data Portal, ITIS, dan The Plant List). Dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut foxtail millet. Nama umum millet millet juga digunakan untuk beberapa jenis tanaman lain, di antaranya browntop millet (Panicum ramosum), finger millet (Eleusine coracana (L.) Gaertner 'Finger Millet Group',  indian barnyard millet (Echinochloa colona (L.) Link. 'Frumentacea'), japanese barnyard millet (Echinochloa crus-galli (L.) P.Beauv. 'Esculenta'), pearl millet (Pennisetum glaucum (L.) R.Br., dan proso millet (Panicum miliaceum L. 'Proso Millet'. Di antara jenis-jenis jawawut ini, foxtail millet paling umum dibudidayakan di Indonesia, meskipun dalam luasan terbatas. Jenis ini merupakan jenis yang disebut jawawut, sedangkan jenis-jenis lainnya disebut dengan nama lain.

Jawawut merupakan jenis tanaman yang telah dibudidayakan sejak 5000 SM di Cina dan 3000 SM di Eropa. Tanaman ini diperkirakan berevolusi dari bentuk liar menggulma secara independen di berbagai tempat, mulai dari di Jepang sampai dengan di Eropa. Namun demikian, sangat mungkin tanaman ini pertama kali dibudidayakan di dataran tinggi di bagian tengah Cina dan kemudian menyusul dibudidayakan di tempat-tempat lainnya. Dewasa ini tanaman ini telah menyebar ke seluruh dunia, tetapi merupakan tanaman penting terutama di Cina, India, dan Eropa bagian tenggara.

Rumput semusim, merumpun rapat, tinggi 60-120(-175) cm. Perakaran rapat, dengan akar tunjang seperti kawat yang muncul dari buku paling bawah. Batang tegak, ramping, kadang-kadang bercabang, membentuk malai dari pucuk bagian bawah. Upih daun silindris, terbuka di bagian atas, panjang 10-15(-26) cm, gundul atau berambut jarang, lidah daun pendek, tepinya berambut panjang; helai daun lurus dengan ujung menajam, 16-32(-60) cm x 1,5-2,5(-4) cm, tulang daun tengah tampak jelas, terasa agak kasar bila disentuh. Perbungaan berupa malai menyerupai bulir, 8-18(-30) cm x 1-2(-5) cm, tangkai malai 25-30(-50) cm, tegak atau melengkung; sumbu berusuk dan bersilia, cabang samping tereduksi, terdiri atas 6-12 anak bulir hampir tidak bertangkai, masing-masing ditopang oleh 1-3 rambut kasar dengan panjang 3-14 mm. Anak bulir membulat telur memanjang, panjang kira-kira setengah dari panjang rambut kasar penopangnya, glume bagian bawah berurat 3, 1/3-1/2 panjang anak bulir, glume bagian atas berurat 5–7(–9), sama panjang dengan anak bulir. Bunga bagian bawah steril, bunga bagian atas hermaprodit, dengan lema bagian bawah berurat 5-7 dan panjang sama dengan panjang anak bulir, palea bagian bawah tidak ada atau sempit dengan panjang sampai ½ panjang lema, 2 ludikula, 3 benang sari, 2 putik dengan kepala putik menyerupai bulu. Buah (caryopsis) membundar telur melebar, panjang sampai 2 mm, terbungkus kuat oleh lema dan palea, kuning pucat sampai oranye, merah coklat, sampai hitam.

Setaria italica (L.) P. Beauv. ‘Foxtail Millet Group’, A: pertanaman, B: daun, C: batang, D: daun dan perbungaan, E: perbungaan, F: perbuahan, G; buah (biji)


Jawawut merupakan bahan pangan penting di Asia, Eropa bagian tenggara, dan Afrika bagian utara, dimasak seperti halnya memasak beras menjadi nasi atau diolah terlebih dahulu menjadi tepung. Di India, jawawut terutama dimasak untuk bahan upacara agama. Di Cina dipandang sebagai makanan bergizi yang cocok untuk dikonsumsi oleh ibu-ibu hamil, orang-orang tua, dan anak-anak umur di bawah lima tahun. Di Rusia dan Myanmar, biji yang sudah dikecambahkan digunakan untuk membuat bir dan minuman beralkohol lainnya. Di negara-negara maju digunakan sebagai bahan pakan ternak unggas dan burung peliharaan. Di Indonesia jawawut digunakan sebagai bahan makanan hanya di daerah-daerah marjinal, sedangkan di kota-kota digunakan sebagai pakan burung peliharaan. Di NTT, jawawut masih dibudidayakan di Pulau Rote, Pulau Timpr, dan Pulau Sumba.



Tautan Luar:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila Anda para pembaca ada yang mengenal nama bahasa daerah tanaman yang dimuat dalam blog ini, kami akan sangat berterima kasih bila Anda berkenan menyampaikan kepada kami.